TEL AVIV - Eugene Kaspersky pemilik laboratorium yang menemukan
virus Flame, mengatakan hanya upaya global yang dapat menghentikan era
baru terorisme cyber ini. Virus Flame diberitakan sebelumnya telah
menyerang komputer di Iran dan negara Timur Tengah lain.
Kaspersky mengatakan ini bukan lagi perang cyber, tapi sudah
merupakan era terorisme di dunia maya. Ia khawatir virus Flame hanyalah
awal dari permainan. Ia menyatakan ketakutannya jika virus ini terus
berkembang, akan menjadi akhir dunia.
"Saya takut, percayalah," kata Kaspersky saat menghadiri konferensi keamanan cyber di Tel Aviv.
Berita dari virus Flame muncul pekan lalu. Para peneliti
mengatakan, virus itu diciptakan oleh negara yang juga membuat Stuxnet.
Stuxnet dibuat pada 2010 untuk merusak dan menyerang program nuklir
Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Amerika Serikat sudah lebih terbuka mengenai keterlibatannya bersama Israel pada Stuxnet. Mereka menargetkan serangan Sutxnet pada fasilitas pengayaan nulkir Iran.
Sebab negara Barat mencurigai Iran mengembangkan senjata atom. Meski berulang kali Teheran membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan program nuklirnya untuk kepentingan sipil.
Para ahli keamanan mengatakan, Flame merupakan salah satu perangkat lunak paling canggih dan berbahaya yang pernah ditemukan. Mereka masih menyelidiki virus, yang mereka percaya dibuat khusus untuk menginfeksi komputer Iran dan seluruh negara Timur Tengah.
Kaspersky menyebutkan negara-negara seperti AS, Inggris, Israel, Cina, Rusia, (mungkin) India, Jepang dan Rumania sebagai negara yang mampu mengembangkan Flame. Namun ia tak menyebutkan pasti, siapa negara dibalik penciptaan Flame.
Hanya saja saat ditanya mengenai apakah Israel merupakan solusi atau masalah terkait perang cyber, Kaspersky mengatakan Israel bisa menjadi keduanya. Bisa menjadi solusi bahkan juga masalah dalam perang cyber.
0 comments:
Post a Comment